belanja ke pasar tradisional merupakan kesukaan (hobi) saya sejak masih kecil. banyak memori tentang pasar tradisional disidoarjo yang kerap saya sambangi ketika masih kecil dahulu. tempat penjual minuman yang segar dan murah, penjual jajanan yang asyik untuk dikudap. dan tentunya para penjual daging sapi, ayam potong, sayur mayur dan penjual ikan.
jangan tanya tentang bau. seperti umumnya pasar tradisional di jawa timur, kondisi pasar tradisional cukup sangat memprihatinkan dari segi ke-hieginis-an. tapi sensasinya itu loh. masuk pasar, blusukan, melihat kesibukan para penjual dan pembeli, memperhatikan proses tawar menawar dll. hmm
hari minggu kemarin, saya menyempatkan untuk mampir ke pasar tradisional jetis mengantarkan istri saya berbelanja. wow kami disambut dengan pemandangan indahnya bangunan masjid Al Kausar di samping persis pasar Jetis.
renovasinya sudah hampir selesai! lumayan megah untuk ukuran masjid didalam kampung dan disamping persis pasar tradisional. sayang saya tidak menyempatkan diri masuk kedalam masjidnya. dikarenakan "kostum" yang saya kenakan kok rasanya kurang pantas untuk masuk dalam bangunan suci tempat ibadah umat muslim ini. mungkin lain kali yaa.
berjalan ke sebelah kanan, tampak jejeran penjual daging sapi dan organ dalam sapi. istri (@arfianti) memilih sekerat daging kisi kembang kecil untuk dimasak soto untuk anak anak kami. setelah memilih kerat daging yang diinginkan dan ditimbang oleh ibu penjualnya, tampak seonggok jerohan sapi yang masih mengepulkan uap. setelah saya tanya, ternyata paru sapi ini baru direbus oleh penjualnya (biar apa ya kok direbus di pasar?)
lapak penjual sayur langganan adalah sasaran kami berikutnya. lapak ini adalah penjual sayur teramai di pasar jetis! mungkin karena perhitungannya akurat (tanpa kalkulator) dan harganya murah (mungkin loh, psikologis. hehehe) sayang bapak yang biasanya menemani si ibu penjual sayur tidak ada ditempat,
karena sang istri tercinta tampaknya tidak ingin mengantri terlalu lama, maka kami pindah ke penjual sayur yang lain. lapaknya SEPI, entah kenapa? kami sih cuek saja. yang penting BISMILLAH.
ibu penjual sayur menjuali dengan antusias! alhamdulillah semua berjalan lancar, tidak ada yang patut untuk dikhawatirkan. hehehe. kami membeli kecambah, bawang merah dll. kantung belanjaan semakin berat. terisi daging dan sayur. next stop? ikan dan udang!
kami tidak punya langganan untuk penjual ikan. jadi kami berkeliling sambil tolah toleh mencari ikan dan udang yang diinginkan. akhirnya setelah tanya-tanya "apakah anda punya udang?" "apakah anda punya udang?" akhirnya ibu ini yang mengatakan punya udang dengan kualifikasi yang -istriku yang cantik- inginkan.
si penjual ikan menawarkan ikan wader, saya ngga suka ikan wader (ngga berani coba - strange food) tapi istriku memaksa membeli, ya sudah. katanya: "nanti aku masak buat bapak yos aja." OK. tapi firasatku tetap tidak enak.
setelah bergumul dengan ikan dan udang serta firasat yang kurang enak. kami berjalan terus ke arah barat. beberapa langkah kemudian kami sampai di kedai yang menjual ES DAWET. kepala ini mendongak ke atas, melihat papan namanya. Ah! terlintas kenangan dahulu membeli es dawet di pasar larangan candi, dengan ibu. ini DAWET kenanganku dulu. ES DAWET BAKERAN! akhirnya setelah bertahun tahun ku bisa merasakan lagi kesegaran ES DAWET ini.
oh ya, si mas penjual dawet ini baru mencampur santan hangatnya ke campuran dawet dan air. hmm, fresh nih kayaknya. PESAN SATU, DIMINUM DISINI. hehehe, ngga sabaran banget.
setelah meminum setengah gelas, terasa betapa konsistennya minuman es dawet bakeran ini, kekagetanku bertambah. kutanya si mas-mas yang bajunya unik ini, "berapa harga satu gelasnya mas?" si mas-mas yang berbaju unik menjawab:"SERIBU mas." JEGLER!
kaget banget..minuman seenak ini, sesegar ini, seindahwarna penampakannya ini, dihargai SERIBU rupiah segelas! weleh weleh.
tak terasa hari semakin beranjak siang, suasana pasar semakin ramai. akupun cepat cepat mengemasi belanjaan dan pulang.....tapiii....kuteringat kan ada sungai jetis.
sungai ini legendaris bagiku. di sungai ini BAPAKku belajar berenang. bermain bersama teman dan kawan.
dan air sungai ini pulalah yang menggenangi sekolah dasar (SR) bapakku dulu, ketika hujan deras mengguyur sidoarjo.
NOTE: jika catatan untuk blog papadoh.blogspot.com ini muncul di notes/ catatan Facebook.com , hal itu dikarenakan adanya link langsung untuk setiap postingan di blog. (bukan karena saya menulisnya di facebook.com - secara saya sudah tiarap facebook - lima hari - dan terus berjalan)