



saya heran.
Pengalaman, kehidupan, khayalan, kenangan, foto, komentar, perjalanan, opini, gagasan, ambisi papadoh banget
Oleh : Ibnu Latif
Seorang wanita datang kepada Amirul Mukminin Umar Ibnu Khattab. Ia datang bersama suaminya. Sebelum keduanya bercerita, penampilan dua orang suami istri tersebut sudah membuat Amirul Mukminin mengernyit dahi. Si istri berpenampilan rapi, sedang suami kumal dan acak-acakan. Hampir-hampir tak ada yang bisa diapresiasi kecuali keimanannya saja.
Benarlah yang dipikirkan Amirul Mukminin, sang Istri datang untuk membicarakan perihal packaging suaminya. ”Wahai Amirul Mukminin” katanya lantang, ”berilah keputusan bagiku dan bagi suamiku yang bersikap seperti ini”. Nadanya menyiratkan kejengkelan dan putus asa. Barangkali sebelumnya, proses saran hingga kritik sudah habis-habisan si istri lakukan. Tapi namanya laki-laki, kalau dari mulut istri sendiri biasanya tak mempan.
Umar menghela nafas. Tak bisa ditutupi sesungguhnya beliau merasa tergelitik. Maka tanpa babibu Umar kemudian memerintahkan pembantunya untuk membawa si Suami ke kamar mandi. ”Mandikanlah ia, potong kukunya, pangkas rambutnya dan bawalah ia kemari lagi”, perintah Umar tegas.
Setelah si suami kembali kehadapan istrinya dan Umar, sang istri terkejut melihat ”kemasan” sang suami yang berubah total. Tampak lebih rapi, jambang-jambangnya tersisir rapi, dan kukunya bersih. Sudah muncul tampannya dan lebih segar dari biasanya. Melihat penampilan sang suami yang necis dan klimis, sampai-sampai sang istri malu kepada Amirul mukminin dan berkata, ”wahai hamba Alloh, dihadapan amirul mukminin berani-beraninya engkau berlaku demikian?”. Ah, dasar wanita. Biarpun sesungguhnya dihatinya amat senang melihat suaminya seperti itu. Inginnya segera ia menutup urusan dan pulang bersama suami.
Di sela-sela kegirangan suami istri tersebut, Umar berkata kepada hadirin yang ada disitu, ”hendaknya kalian selalu berpenampilan bersih dihadapan istri-istri kalian, karena mereka ingin kalian selalu berpenampilan bersih dan berdandan, sebagaimana kalian ingin mereka selalu berpenampilan bersih dan berdandan, (Haqquz Zauja ‘Ala Zaujatih, Thaha Abdullah Afifi).
Perhatikan sekali lagi wahai suami, pesan Amirul Mukminin itu.
Jaga penampilan Anda di depan istri. Sebagaimana si fulan suami itu tadi, para suami biasanya tidak terlalu memperhatikan perihal penampilannya dihadapan istri. Yang paling sering adalah, pulang kerja malas mandi, malas sikat gigi bahkan lebih parah baju kantor tidak diganti-ganti. Tidur sampai besok pagi.
Sangat jauh bila dikaitkan dengan perihidup Rosulullah dalam menjaga kebersihan dan kerapian tubuh. Adalah Rosululloh beliau sangat memperhatikan penampilan fisiknya. Beliau tidak pernah lupa untuk memperbaharui wudhu, menyisir rambut, memakai celak, merapikan janggut, meminyakinya, mencukur bulu-bulu, dan memakai parfum. Maka tak heran, bila di dalam dan di luar rumah beliau selalu menjadi pribadi yang menyenangkan untuk dipandang. Jelas bukan karena pakaian beliau yang sangat mahal dan mewah. Tapi kebersihan dan kerapian beliau dalam membawa diri dan busananya.
Rosulululloh sangat menekankan kepada kita untuk menjaga kebersihan diri. Anas bin Malik berkata : “Telah ditentukan waktu kepada kami memotong misai (kumis), memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu ari-ari agar kami tidak membiarkannya lebih daripada empat puluh malam.” (Hadis riwayat Muslim)
Dalam satu kesempatan beliau pernah bersabda, ”jagalah kebersihan, karena sesungguhnya islam itu bersih” (HR. Ibnu Hibban)Maka tak ada alasan bagi para suami untuk tidak menampilkan ”kemasan” terbaiknya di hadapan istri. Sungguh, ini bukan hanya urusan memotong kuku dan berbersih diri semata. Lebih prinsip dari itu, disitu akan terbaca sebuah penghormatan dan penghargaan tinggi seorang suami kepada istrinya. Seorang istri akan merasa dihargai dan dihormati ketika suami terlihat berusaha berdandan rapi di hadapannya. Ehem, hatta misalnya karena faktor sudah dari ”pabriknya”, perubahannya barangkali tak signifikan. Tak masalah, pak.
Berdandan rapi dihadapan istri juga adalah bentuk keadilan kita sebagai seorang suami. Bila diluar kita mempersembahkan penampilan terbaik kepada orang lain, lalu mengapa dengan istri sendiri kita justru asal-asalan?. Tak adil rasanya kita berlaku demikian. Adil juga berkaitan dengan karena kita sudah menerima penampilan terbaik dari istri. Setiap pulang kerja mereka menyambut dengan dandanan menarik atau bila kita pulang dari luar kota ia siapkan diri sejak siang hari. Maka tak adil bila kita tidak mengimbangi usaha mereka.
Kisah seorang istri yang komplain perkara suaminya kepada Umar tadi, dalam sisi lain, barangkali bukan karena kepentingan pribadi dirinya yang merasa tidak dihargai. Barangkali, si istri komplain kepada Umar lantaran malu dengan suaminya sebagai warga masyarakat Madinah. Menurut istri, berpenampilan buruk diantara kolega-kolega, sangat menurunkan martabat keluarga.
Kebanyakan ibu-ibu juga begitu. Mereka marah-marah ketika suaminya ikut rapat RT dengan pakaian yang tidak bagus. Atau setiap berangkat kondangan mesti ada prahara dulu karena baju yang dipakai suami itu-itu saja. Suami harus mengakui dalam hal ini para wanita lebih sensitif terhadap hal-hal yang demikian. Jangan sampai dianggap mengganggu, karena pada dasarnya mereka melakukan itu adalah untuk kebaikan kita.
Suatu ketika Rosululloh didatangi seorang laki-laki yang berpakaian kumal. Lalu Rasulullah bertanya kepadanya, ”apakah kamu punya harta?” ia menjawab ”ya, saya punya”. Beliau bertanya lagi, ”harta dari mana?” ia menjawab ”dari semua harta yang telah Alloh berikan kepadaku,”. Kemudian Rosululloh bersabda, ”jika Alloh telah memberikanmu harta, maka hendaklah kami perlihatkan bekas nikmat Alloh dan karomah-Nya yang telah diberikan kepadamu” (HR. Nasai)
Nikmat Alloh boleh kita tunjukkan kepada orang lain. Bahkan tidak hanya boleh, namun sangat disarankan oleh Rosululloh sebagai wujud rasa syukur. Bila harta cukup untuk beli minyak rambut, beli pakaian baru, beli cukur rambut dan beli minyak wangi, maka harta itu jangan disimpan-simpan saja atau habis hanya untuk makanan. Belanjakan sebagian harta untuk perawatan diri. Sungguh itu adalah penunaian hak diri kita dan merupakan penjagaan martabat secara pribadi maupun sebagai seorang muslim.
Jangan sampai kita termasuk yang di kritik oleh nabi seperti syetan karena tampilan yang acak-acakan. Seorang pemuda datang kepada nabi dengan rambut dan jenggot yang acak-acakan. Lalu nabi menyarankan dia untuk merapikan rambut dan jenggotnya. Setelah si pemuda datang kembali dalam keadaan rapi, Rosululloh kemudian bersabda, ”bukankah potongan rambut yang begini lebih bagus daripada seseorang datang dengan rambut yang acak-acakan seperti syetan” (Riwayat Malik dalam Al-Muwatha’)
Lantas, bagaimana cara berpenampilan yang baik ?, secara teknisnya Anda lebih mengerti. Atau tanyakan istri. Yang pasti pada prinsipnya, berpenampilan baik kita lakukan karena dua hal. Pertama, mengikuti sunnah rosul sehingga kita mendapat pahala karenanya. Kedua, menghargai istri sehingga kita mendapat cintanya, lebih mesra InsyaAlloh. Wallohu ‘Alam Bisshowab
dicopy paste tanpa permisi dan tanpa ijin dari www.nurulhayat.org
Khotbah ini diriwayatkan Imam Ali R.A.
“Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah yang membawa berkah, rahmat, dan maghfirah, bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama, malam-malam di bulan Ramadhan adalah malam-malam yang paling utama, jam demi jamnya adalah jam yang paling utama.
“Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah, Rab-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan saum dan membaca kitab-Nya. Sungguh celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung ini.
“Kenanglah rasa lapar dan hausmu sebagaimana kelaparan dan kehausan pada hari kiamat . Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakan orangtuamu. Sayangilah yang muda. Sambungkanlah tali persaudaraan. Jaga lidahmu. Tahan pandangan dari apa yang tidak halal kamu memandangnya. . Dan tahan pula pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya.
“Kasihilah anak-anak yatim, niscaya anak-anak yatim akan dikasihani manusia. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa di waktu salatmu karena saat itulah saat yang paling utama ketika Allah Azza Wajalla memandang hamba-hamba- Nya dengan penuh kasih. Dia menjawab ketika mereka menyeru-Nya, Dia menyambut ketika mereka memanggil-Nya, dan Dia mengabulkan doa-doa ketika mereka bermunajat kepada-Nya.
“Wahai manusia! Sesungguhnya diri kalian tergadai karena amal-amal kalian, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban dosamu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah, Allah SWT bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang bersujud, tidak mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul’alamin.
“Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi makan untuk berbuka kepada kaum mukmin yang melaksanakan saum di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Para sahabat bertanya, ‘Kami semua tidak akan mampu berbuat demikian.’ Lalu Rasulullah melanjutkan khotbahnya. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan sebiji kurma. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan setitik air.
“Wahai manusia! Barang siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, dia akan berhasil melewati shiraatalmustaqim, pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya dan membantunya di bulan ini, maka Allah akan meringankan pemeriksaannya di hari kiamat.
“Barang siapa yang menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murkanya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya di hari berjumpa dengan-Nya, dan barang siapa yang menyambungkan tali silaturahmi di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Dan barang siapa yang memutuskan silaturahmi dibulan ini, Allah akan memutuskan dia dari rahmat-Nya.
“Siapa yang melakukan salat sunat di bulan Ramadhan, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa yang melakukan salat fardu, baginya ganjaran seperti 70 salat fardu di bulan yang lain.
“Barang siapa yang memperbanyak salawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barang siapa yang pada bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama dengan mengkhatamkan Al-Quran di bulan-bulan yang lain.
“Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup maka mohonkanlah kepada Rab-mu agar tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar mereka tidak pernah lagi menguasaimu.
“Lalu Amirulmukminin Ali bin Abi Thalib berdiri dan berkata: ‘Ya Rasulullah, amal apa yang paling utama di bulan ini.’ Rasul yang mulia menjawab, ‘Ya Abul Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah SWT”.
semoga kita bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik.
Selamat menjalankan ibadah Puasa Ramadhan 1430H Mohon maaf lahir dan batin